Hadis ke-13
"Bila seorang hamba mukmin berwudu lantas ia membasuh wajahnya, maka semua dosa yang dilakukan oleh kedua matanya (memandang), keluar bersama air yang digunakan untuk membasuh wajah atau bersama tetesan air teakhir yang digunakan untuk wudu. Lantas bila ia membasuh kedua tangannya, keluar semua dosa yang dilakukan oleh kedua tangannya. Lantas bila ia membasuh kedua kakinya, maka dosa yang dilakukan kaki akan keluar bersama tetesan air yang terakhir."
Perihal wudu juga dijelaskan dalan surat Al-Maidah ayat 6.
Empat anggota tubuh yang termasuk rukun wudu :
1. Wajah
Memasukkan air ke hidung dan mulut akan menghapuskan dosa yang dilihat mata, dicium hidung dan yang dikatakan oleh mulut.
2. Tangan
Dibasuh sampai siku (taksampai siku --> tidak sah wudunya)
3. Rambut kepala
Dibasuh dari tempat tumbuhnya rambut ke belakang sampai tengkuk (cukup 1 kali). Bagi wanita berjilbab cukup rambut bagian depan atau boleh mengusap imamahnya (kerudung)
4. Kaki
Dibasuh sampai mata kaki dan tumit harus terkena air.
Doa sesudah wudu :
Wudu selain membersihkan lahiriah sesorang juga membersihkan batiniahnya.
Oia sekedar pengetahuan aja kalau Imam Syafi'i pernah tidak berwudu dari Isya' sampai Subuh karena memang wudunya tidak batal dan beliau tidak tidur ^^
Jika tidak terdapat sumber air, maka wudu diperbolehkan dengan tanpa air atau lebih disebut tayamum. Adapun tata cara tayamum yaitu :
1. Menepukkan 2 telapak tangan ke tempat yang ada debunya
2. Telapak tangan ditiup untuk meringankan jumlah debu yang ada
3. Debu tersebut diusapkan ke punggung telapak tangan kanan dan kiri
4. Diusapkan ke wajah
Selamat mencoba ^^
Hadis 14
Dari Abu Hurairah (H.R. Muslim).
"Sholat 5 waktu dari Jumat ke Jumat, Ramadhan ke Ramadhan bisa menjadi penebus dosa apabila dosa besar dijauhi."
Kemudian apa yang dimaksud dosa besar itu ?
Dosa besar adalah semua dosa yang mana pemberi syariat memberikan hukuman khusus (dilaknat oleh Nabi). Contoh : zina, minum minuman keras, memakan riba, pengadaan riba, menipu. Ada 77 jenis dosa-dosa besar. Cara tobat : menyesal dan tidak akan mengulanginya lagi (taubatan nashuha).
Hadis 15
"Maukah kau kutunjukkan atas amalan yang bila dikerjakan bisa menghapus kesalahan dan mengankat derajatmu? Amalan-amalan itu ialah :
1. Menyempurnakan wudu di hari-hari yang sulit (udara dingin)
2. Banyak melangkah ke masjiduntuk mengerjakan sholat (langkah pertama : mengangkat kita satu derajat, langkah kedua : menghapus dosa)
3. Menunggu waktu sholat (Dhuhur-Ashar)
Ketiga amalan tersebut bila dilakukan pahalanya seperti pahala orang yang berjihad fii sabilillah."
Hadis 16
(Abu Musa Al Ashari)
"Barangsiapa sholat Subuh (saat dinginnya malam) dan sholat Ashar (saat dinginnya siang), maka ia akan masuk surga".
*Maksudnya : menjaga 2 sholat ini sesuai pada waktunya
Hadis 17
"Apabila seorang hamba itu sakit dan musafir maka akan ditulis amal kebaikan yang biasa ia kerjakan seperti saat ia sehat dan mukmin"
*Maksut : Orang yang terbiasa melakukan amal saleh sekalipun sakit, maka akan tetap ditulis baginya pahala kebaikan untukknya. Pahala kebaikan yang biasa ia dapatkan ketika sehat.
*Teladan : Selama manusia itu diberi kesehatan dan waktu luang maka lakukanlah amal saleh, karena dua nikmat yang bisa membuat manusia terpedaya yaitu nikmat sehat dan waktu luang.
Hadis 19
"Seorang yang menanam tanaman dan dari tanaman itu ada yang dimakan burung, hewan maupun dicuri orang, maka itu adalah sodaqoh baginya."
*Teladan : 1). Bercocok tanaman memberikan dua kemaslahatan bagi manusia. Pertama kemaslahatan dunia : karena tanaman tersebut memberikan hasil panen. Kedua kemaslahatan agama : kalau ada burung yang makan bagian tanaman tersebut (misal padi di sawah yang dimakan burung), maka sodaqoh bagi pemiliknya (pemiliknya mendapat pahala karena termasuk sodaqoh ke hewan). 2). Walaupun kita bercocok tanaman dengan tidak niat maka tetap mendapat pahala. 3). Kalau hasil tanaman kita dicuri, kita tetap mendapat pahala (tetap dituliskan pahala sodaqoh sampai hari kiamat). 4.) Jika kita menanam kebaikan, maka yang dituai adalah kebaikan pula. 5). Tidak ada usaha yang sia-sia kita (diniatkan / tidak diniatkan nantinya akan mendapat pahala) sedangkan bila usaha tersebut diniatkan maka pahala yang didapatkan jauh lebih besar.
Hadis 20
Dari Jabir r.a
"Kaum Anshar bermaksud pindah rumah yang dekat dengan Masjid Nabawi (agar bisa berjamaah dan menimba ilmu lebih mudah dan cepat karena rumah mereka jauh dari Masjid Nabawi). Berita tersebut sampai ke telingan Rasulullah. kemudian beliau bersabda : "Tetaplah tinggal di rumah-rumah kalian karena akan tetap dituliskan langkah-langkah kaki kalian. "" ""
*Maksut : rumah yang dekat dengan masjid akan memberikan banyak kemudahan diantaranya kemudahan untuk menjangkau masjid dan cepat menjangkau masjid sehingga intensitas pergi ke masjid bisa lebih sering, sedangkan rumah yang jauh dari masjid juga memberikan kemanfaatan tersendiri yakni banyaknya pahala yang bisa diperoleh ketika melangkahkan kaki dari rumahnya yang jauh menuju ke masjid.
*Dalil : Bila seseorang melangkahkan kakinya ke masjid, maka setiap langkah akan bernilai 1 kebaikan. Apabila seseorang berwudhu dari rumah kemudian menuju ke masjid, maka akan mendapat 2 kebaikan (diangkat 1 derajat dan dihapuskan dosanya).
Hadis 21
"Tentang seorang laki-laki yang rumahnya jauh dari masjid, yang selalu datang sholat jamaah di masjid. kemudian orang-orang memberikan saran kepada lelaki tersebut untuk membeli kendaraan agar bisa dikendarai pada saat malam dan siang hari (saat terik matahari). Namun orang itu memilih untuk tetap jalan ke masjid dan tidak senang jika rumahnya dekat dengan masjid (untuk mengharap pahala Allah).
*Dalil : Niat mempunyai dampak yang besar terhadap pahala.
Hadis 22
"Jabir bin Abdillah melakukan perjalanan selama 1 bulan untuk mencari hadis yang belum pernah ia dengar dari Rasulullah. " Riqlah=safar=bepergian mencari ilmu atau mengumpulkan hadis.
"Abdullah bin Abbas berkunjung ke rumah orang untuk bertanya masalah ilmu dan ternyata tuan rumahnya sedang istirahat. akhirnya ia menunggui sang tuan rumah di depan pintu sampai tuan rumahnya keluar."
*Teladan : Ilmu itu didatangi, bukan mendatangi. Orang yang haus ilmu akan mempermudah ilmu itu sendiri untuk diserap.
Hadis 23
"Sodaqoh yang diberikan seseorang akan menghapuskan dosa-dosanya seperti air memadamkan api (dosa=bibit yang akan menjadikan api yang akan membakar dirinya di akherat kelak)."
*Dalil : Takutlah kepada api neraka dengan bersodaqoh walaupun hanya dengan 1/2 atau kurang dari 1/2 buah kurma. Jika takpunya separuh kurma pun, sodaqoh bisa dilakukan dengan berkata sesuatu yang baik (misal membaca Al Quran) dan melakukan amal ma'ruf nahi munkar lainnya.
Hadis 24
Dari Anas Ibnu Malik
"Sesungguhnya Allah meridhoi hambanya yang apabila makan lalu ia memuji Allah dan dalam satu kali minum kita memuji Allah SWT. Ini akan menjadikan Allah ridha."
Adab makan dan minum :
1. Dengan tangan tangan kanan (dengan tangan kiri seperti syetan). Asshahibani dalam kitabnya mengatakan bahwa orang yang makan dengan tangan kiri akan ada hukuman yang disegerakan karena orang tersebut menentang/menyepelekan sunah nabi.
2. Membaca Bismillah (jika tidak makan syetan akan ikut makan dan minum di dalamnya.
3. Makan sesuatu yang dekat dengan kita (Jangan yang jauh. Misal dalam satu meja makan, ambillah makan yang letaknya dekat dengan kita.
Hadis 25
"Jika tidak ada yang bisa disodaqohkan maka gunakan kedua tanganmu untuk giat bekerja--> Jika tidak bisa bekerja maka bantulah orang yang mempunyai hajat (butuh bantuan)--> Jika tidak bisa maka ingatkanlah orang lain tentang kebaikan--> Jika tidak bisa maka diamlah."
*Teladan : DIAM itu lebih baik. Diam lebih baik daripada menggerutu. kebanyakan wanita masuk ke neraka karena wanita itu suka melaknat (menggerutu) dan muamalah dengan suaminya yang buruk.
------**-------
Hadis 152
"Tentang sholat dan khutbahnya Nabi yang sedang-sedang saja (singkat dan pendek)."
*Teladan : Panjangnya sholat dan pendeknya khutbah itulah tanda kefaqihan iman.
Hadis 153
"Mengenai 2 orang yang bernama Salman (dari Persia) dan Abu Darda' (dari Anshar). Abu Darda' tidak menginginkan dunia dan hanya befokus pada akherat. Abu Darda' menyuruh Salman untuk makan karena abu Darda' sendiri berpuasa. Akan tetapi Salman menyuruh Abu Darda' untuk berbuka pula. Malamnya Darda' bangun untuk tahajjud tetapi Salman menyuruhnya kembalu untuk tidur. Menjelang pagi, mereka berdua akhirnya bangun dan sholat Subuh bersama. Selanjutnya Slman pun berkata kepada Abu Darda' : Sesungguhnya kamu, keluargamu dan Rabmu mempunyai hak atasmu, berilah mereka sesuai haknya. "
*Teladan : Manusia hendaknya tidak memperberat diri untuk sholat, puasa dan tahajjud agar mereka tidak bosen. Lakukanlah sesaui kemampuan.. ^^
Sahabat Nabi yang mempunyai kisah yang hampir sama yaitu Abdullah bin Amr bin Ash. Dia adalah sahabat yang tamak dengan amal kebaikan karena setiap malam sholat tahajjud, setiap malam qatam Al Quran dan setiap hari berpuasa. Perilaku ini tidak baik karena "menelantarkan hak-hak yang lain".
Nabi pun bersabda : " Siapa yang tidak senang dengan sunnahku, maka dia bukan bagian dariku."
*Maksut dari kisah di atas yaitu : Ada sahabat Nabi yang ingin menambah amal yang sudah diajarkan Nabi dengan cara melebihkan ibadahnya untuk kebaikan. Perbuatan demikian tidak diperbolehkan karena taku menimbulkan bid'ah (disebut bid'ah karena niatnya baik, tetapi tidak dicontohkan nabi). Orang yang melakukan bid'ah lebih dicintai iblis daripada orang yang melakukan maksiat. Perbedann bid'ah dan maksiat yaitu orang yang melakukan bid'ah merasa dirinya benar karena merasa melakukan kebaikan sekalipun cara untuk melakukannya tidak diajarkan oleh Nabi sedangkan orang yang bermaksiat akan merasa dirinya slah. Orang yang berbuat bid'ah tidak bertaubat dan orang yang bebuat maksiat bisa bertaubat.
*Teladan : orang yang melakukan amalan tanpa syarat atau ketentuan dari Nabi, dia akan merasa berat untuk melakukannya. Jadi lakukanlah amal kebaikan sesuai tata cara Nabi. Lha trus gimana kita bisa tau kalao perbuatan yang kita lakukan ada tatacaranya dari Nabi atau nggak?.. Makanya belajar tafsir Hadis dong.. ^^
Hadis 154
"Hamdolah merasa dirinya munafik (tidak menganggap dirinya suci) karena ketika mereka dijelaskan tentang ilmu agama oleh Nabi, mereka bertambah imannya dan seolah-olah surga dan neraka ada dibayangan mereka. Tapi ketika mereka bertemu keluarga, anak, istri, maka perasaan itu tidak ada. Jawaban Nabi : "Waktu itu dibagi-bagi sesuai kemampuan, tapi haruslah ada waktu untuk orang-orang yang berhak atas kamu (waktu untuk Allah). "
*Di Hadis ini bener-bener ngerasa : betapa bijaknya sosom Nabi yaa ^^
Hadis 155
"Bernadzarlah yang baik (puasa) maka lakukanlah, dan bila bernadzar buruk maka tinggalkanlah."
*Maksut : Siapa yang bernadzar untuk Allah maka harus dilakukan. Nadzar tidak mendatangkan kebaikan tapi perwujudan bakhil.
Catatan RANDOM lainnya :
"Jangan dilihat niatnya, dilihat caranya"
Perbuatan BAIK : niat (1 amal kebaikan), diwujudkan (10 kali lipat kebaikan)
Perbuatan BURUK : niat (1 amal kebaikan), diwujudkan : 1 keburukan)
Imam Syafi'i berkata : "Tidak akan kaugapai ilmu kecuali dengan 6 hal yaitu : CERDAS, TAMAK, SUNGGUH-SUNGGUH, ADA GURU, ADA BIAYA & WAKTUNYA LAMA.
Amal dipampangkan pada hari Senin (Hari lahirnya Nabi) dan Kamis, dan nabi senang apabila amal dipampangkan pada saat/dalam kondisi berpuasa.
#Ini beberapa catatanku, untuk hadisnya hanya saya tulis terjemahan atau pemahamannya saja. Kalau mau tau hadisnya silakan dibuka sendiri. Bila ada yang salah dalam penulisan ataupun yang lainnya mohon dimaafkan.. :)